English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sunday, 15 May 2011

ADeLCom-NGO kembangkan tanaman industry di Aceh. melalui “Program Pengembangan Agribisnis (P2A)”

Ditengah hangatnya kegiatan buffer zone untuk kepentingan konservasi atau daerah penyangga serta issue pemanasan global, banyak kegiatan baik yang di prakarsai oleh Pemerintah pusat maupun pemerintah Dearah di Indonesia, sampai saat ini belum tumbuh kesadaran dari berbagai pihak untuk pro aktif menjaga cadangan hutan yang telah hancur, ini semua hanya sebatas kegiatan kampanye yang sia-sia, kami Lembaga Swadaya Masyarakat Acheh Democratic Labour Community (ADeLCom-NGO), mencermati semua kenyataan ini, kami merespon lebih kepada persoalan yang mendasar yang mengakibatkan hilangnya cadangan hutan di Indonesia, ini semua tidak terlepas dari kebutuhan/kepentingan pembangunan di Aceh, sebenarnya tidaklah menjadi persoalan yang menguras banyak energy, hanya keseimbangan antara kebutuhan dengan pencadangan yang harus kita seimbangkan, baik melalui penanaman hutan industry maupun kegiatan penanaman hutan rakyat.

Dengan penerapan Moratorium Logging di Aceh, kami melihat hanya sikap untuk menghilangkan simpatik rakyat kepada Pemerintah Aceh, kalau kita kaji ulang penerapan ini tidak pernah menjadi solusi, karena pada hakikatnya hutan juga akan habis seiring dengan kebutuhan bahan baku kayu, sudah sangat jelas ini semua merupakan kebutuhan sandang masyarakat Aceh, yang harus kita lakukan tidak lain hanyalah mengembangkan tanaman industry pada lahan-lahan terlantar milik masyarakat.

Keadaan ini menjadi peluang emas seiring dengan penerapan Program Pengembangan Agribisnis (P2A) di Provinsi Aceh, melalui dana hibah dari Donatur luar Negeri, saat ini kami sedang mensurvey di beberapa Kabupaten yang potensial untuk kita kembangkan tanaman industry jenis Jabon (Anthocephalus cadamba), kita rencanakan secara bertahap akan kita kembangkan 3500 Ha, dengan sasaran mitra yaitu 3500 Kepala Keluarga (KK) atau masyarakat yang memiliki kebun dalam wilayah pengembangan program, kepada masyarakat yang menjadi mitra kita fasilitaskan:
1. Pinjaman modal usaha.
2. Pengadaan bibit kakao unggul.
3. Pendampingan, dan
4. Pembinaan yang berkelanjutan.
5. Pemasaran.

Kita harapkan 3500 KK yang menjadi mitra akan memiliki lapangan kerja baru serta mendapatkan penghasilan yang layak untuk mensejahterakan keluarganya.

Memang tidak mudah untuk melakukan semua ini, oleh karena itu kami sedang melakukan berbagai persiapan awal yang meliputi:
1. Survey lahan yang potensial, oleh team survey yang kami datangkan dari luar negeri.
2. Uji tanah oleh team ahli tanah yang kami datangkan dari luar negeri.
3. Pemetaan kawasan untuk pegembangan.
4. Pendataan dan registrasi bagi masyarakat yang menjadi calon mitra.
5. Agreemen dengan masyarakat yang menjadi calon mitra.

Setelah semua persiapan ini selesai kita laksanakan, kita adakan evaluasi untuk persiapan lebih lanjut, kami menargetkan pada pertengahan 2012 kita sudah dapat action, hal ini disampaikan oleh Chairman of ADeLCom-NGO Mr. Syukri, MA kepada mitra Donornya dari Korea Selatan melalui kunjungan kerja ke Indonesia (Selasa, 10 May 2011), dan mitra donor menyambut positif atas program yang di prakarsai oleh ADeLCom-NGO, serta menyatakan kesiapannya untuk mendanai melalui penandatanganan Agreemen. (Divisi Pemberitaan ADeLCom-NGO Junaidi dan Khairul Ifrad).

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More