English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sunday, 15 May 2011

ADeLCom-NGO bangun Industry tapioca di Aceh.

Tapioka adalah tepung dengan bahan baku singkong dan merupakan salah satu bahan untuk keperluan industri makanan, farmasi, tekstil, perekat, dan lain-lain. Menurut Syukri, MA Chairman of ADeLCom-NGO, teknologi pembuatan tepung tapioka pada industri rumah tangga adalah: Singkong dikupas, dicuci, kemudian diparut dengan mesin diesel hingga dihasilkan bubur singkong. Penambahan air perlu dilakukan agar proses pemarutan lebih lancar. Selanjutnya, bubur singkong disaring menggunakan kain kasa dengan mesh 100 - 120. Penyaringan dilakukan dengan menyemprotkan air sedikit demi sedikit melalui pipa-pipa. Hasil saringan diendapkan dalam bak-bak pengendapan sekitar empat jam. Setelah pengendapan dianggap cukup, air yang terdapat di bagian atas dibuang sebagai limbah cair dan tepung tapioka basah yang telah mengendap, yaitu berkisar antara 19% - 25% diambil dan dikeringkan dibawah sinar matahari. Pati yang sudah kering, digiling untuk menghasilkan tepung tapioka yang berkualits baik.

Singkong (manihot utilissima) disebut juga ubi kayu atau ketela pohon, selain menghasilkan tepung, pengolahan tapioka juga menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Limbah padat seperti kulit singkong dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk, sedangkan onggok (ampas) dapat digunakan sebagai sebagai bahan baku pada industri pembuatan saus, campuran kerupuk, obat nyamuk bakar dan pakan ternak. Limbah cair dapat dimanfaatkan untuk pengairan sawah dan ladang, selain itu limbah cair pengolahan tapioka dapat diolah menjadi min uman nata de cassava.

Peluang pasar untuk tapioka cukup potensial baik pasar dalam negeri maupun luar negeri seperti negeri b erasal dari beberapa negara ASEAN dan Eropa.


ADeLCom-NGO berencana membangun pabrik tapioca dengan kapasitas produksi 400 ton per hari, serta pengembangan lahan ubi kayu seluas 4000 Ha di Aceh, diharapkan mampu menghasilkan bahan baku berupa ubi kayu 16 Ha per hari, untuk menutupi kebutuhan produksi pabrik tapioca, diharapkan pabrik ini mampu menghasilkan tepung tapioca dengan kualitas ekspor, serta akan menyerap tenaga kerja local, sedangkan melalui pengembangan lahan ubi kayu seluas 4000 Ha bermitra dengan 4000 Kepala Keluarga (KK) masyarakat yang memiliki lahan pada wilayah pengembangan, demikian di utarakan oleh Field Manager of ADeLCom-NGO Samsul Kamal melalui kegiatan pematangan dan evaluasi kerja team work ADeLCom-NGO di kantor meeting Room ADeLCom-NGO.
Chairman of ADeLCom-NGO Syukri, MA melalui E-mail, juga menyampaikan menyangkut dengan anggaran untuk membangun pabrik tapioca dengan kapasitas produksi 400 ton per hari, serta pengembangan lahan ubi kayu seluas 4000 Ha di Aceh, sudah mendapat respon positif dan dalam waktu dekat akan kita tanda tangani Agreemen. (Divisi Pemberitaan ADeLCom-NGO Junaidi dan Khairul Ifrad).

1 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More