Thai Mechinery merupakan perusahaan penghasil tepung tapioka, dimana kilang mereka tersebar mulai dari Thailand, Vietnam, Nigeria dan Indonesia. Bahkan di Provinsi Lampung mereka memiliki 41 kilang.
Presiden Thai Mechinery, Prencha Temprom merencanakan memulai investasinya di Aceh dengan membangun beberapa pabrik, dimana dalam pembangunan satu pabriknya membutuhkan dana sekitar 10 juta US Dolar, dengan luas lahan 5.000 hektar per pabrik. "Untuk tahap awal kita akan mendirikan 5 pabrik," ujar Prencha Temprom saat melakukan pertemuan dengan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf di ruang kerjanya, Jumat (15/4).
Dari 5.000 hektare tersebut, rencananya juga akan melibatkan lahan pertanian milik penduduk, dan minimal mempekerjakan satu keluarga untuk setiap lima hektar lahan. Tentunya hal itu dapat mendongkrak perekonomian masyarakat.
Perusahaan tersebut juga dapat menghasilkan listrik dari biodiesel, yang dapat menghemat penggunaan listrik. Hasilnya juga cukup menjanjikan, dalam satu hari diperkirakan akan menghasilkan 1.000 ton singkong per satu pabrik atau 300-500 ton tepung tapioka. Keuntungan yang akan didapat Rp15 juta per hektar. Sedangkan panen akan dilakukan enam sampai sembilan bulan sekali.
Sementara Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menyatakan, saat ini kondisi Aceh yang semakin kondusif, sehingga memancing banyak perusahaan untuk berinvestasi di Aceh.
Gubernur menyambut baik kerjasama dengan investor Thailand tersebut, dan menyarankan perusahaan asing tersebut untuk segera mengurus izin, baik izin lahan maupun izin pendirian pabrik. "Saya menyambut baik kerjasama ini, dan saya harap dapat segera dimulai realisasinya," ujar Irwandi Yusuf seraya menambahkan, rencananya perusahaan Thailand ini akan bekerjasama dengan Rusha Asia Company.
Ramli Hasan selaku pimpinan perusahaan mengatakan, rencananya akan didirikan sejumlah pabrik di Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya atau Aceh Barat dan satu lagi di Aceh Selatan. (mhd)